Jakarta – Tottenham Hotspur vs Liverpool bertemu di final Liga Champions 2018/2019. Mauricio Pochettino dan Juergen Klopp bertaruh trofi pertama untuk klub asuhannya.
Duel The Lilywhites dengan Liverpool berlangsung Minggu (2/6/2019) dini hari WIB. Duel itu dilangsungkan di Wanda Metropolitano.
Ini merupakan duel sesama tim Inggris yang kedua di final Liga Champions. Manchester United melawan Chelsea berebut trofi di musim 2007/2008. Saat itu, Man United pemenangnya.
Sementara untuk Liverpool dan Tottenham, ini merupakan kedua kalinya saling berhadapan di final sebuah turnamen. Sebelumnya, mereka berduel di final Piala Liga Inggris 1982.
Liverpool menjadi pemenangnya saat itu. Setelah bermain imbang 1-1 selama 90 menit, The Reds akhirnya juara setelah menang 3-1 di babak tambahan.
Rapuhnya Pertahanan Spurs
Spurs menjadi tim dengan pertahanan paling rapuh di Liga Champions musim ini. Dalam 12 pertandingan yang dijalani, cuma dalam sepertiganya mereka bisa membukukan clean sheet.
Gawang tim London utara itu kebobolan sebanyak 17 kali, atau rata-rata 1,4 dalam setiap pertandingan. Kiper Spurs, Hugo Lloris, sudah membukukan sebanyak 35 kali penyelamatan di Liga Champions musim ini.
Beruntungnya, lini depan Spurs bisa mengimbangi dengan performa yang produktif. Ada 20 gol yan sudah dibukukan, Lucas Moura menjadi yang tersubur dengan torehan 6 gol yang dicetak.
Liverpool Berbahaya di Kotak 16 Meter
Liverpool ada di peringkat ketiga klub tersubur di Liga Champions. Ada 22 gol yang dicetak oleh tim asuhan Mohamed Salah cs.
Semua gol itu dibukukan dari dalam kotak penalti, ada tiga di antaranya dicetak dari titik putih. Ada tiga pemain Liverpool yang produktif. Sadio Mane, Mohamed Salah, dan Roberto Firmino sama-sama membukukan empat gol.
Dari total gol Liverpool itu, yang terbanyak dibukukan pada rentang waktu 75-90 menit pertandingan. Persentasenya 27,3 persen atau sebanyak 6 gol.
Oleh karena itu, Spurs dituntut mesti fokus selama 90 menit pertandingan agar terhindar dari kebobolan.